Jumat, 30 April 2010

Kemana lebih dulu, PSIKOLOG atau PSIKIATER?

Pertanyaan seperti ini sering saya dapatkan ketika saya memberikan ceramah kepada masyarakat baik awam maupun dunia medis (dokter maupun perawat yang waktu mata kuliah Ilmu Kedokteran Jiwa tidak menyimak dengan baik). Demikian juga ketika saya memberikan kuliah pada mahasiswa psikologi baik S1 maupun S2 dan mahasiswa kedokteran.

Ketika saya surfing di internet, saya juga menemukan banyak topik dalam blog maupun forum yang mencoba memberikan penjelasan kemana lebih dulu seharusnya seseorang itu datang berkonsultasi dan sayangnya banyak jawaban yang ada pada blog-blog atau forum tersebut tidak memberikan pendapat yang objektif. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya jawaban yang mengatakan bahwa kalau merasa gangguannya belum berat maka datang saja dulu ke psikolog!

Saya akan mencoba menjelaskan dengan lebih objektif dan pertama-tama saya akan menjawab bahwa datang ke mana lebih dulu tergantung dari keperluan(NEED) klien/pasien!
Kenapa bisa saya katakan bahwa pilihan datang ke mana lebih dulu itu tergantung keperluan (NEED)?
ya karena psikolog dan psikiater itu adalah 2 makhluk yang serupa tetapi tak sama.
Okelah kalo begitu, saya akan mulai menjelaskan dari asal muasalnya si makhluk psikiater dan psikolog.

PSIKIATER, MAKHLUK APAKAH ITU?
Psikiater adalah dokter spesialis kedokteran jiwa, jadi seorang psikiater harus lulus sebagai dokter umum dulu dan kemudian melanjutkan studinya dengan bekerja selama minimum 4 tahun di Rumah Sakit, tepatnya di poliklinik spesialis psikitri baik rawat jalan dan rawat inap psikiatrik maupun poliklinik spesialistik kedokteran lainnya sebelum akhirnya diuji oleh Kolegium Psikiatri di negara mana ia berpraktik. Jadi secara asal muasalnya makhluk ini adalah DOKTER! Nah bagi siapapun yang membutuhkan dokter untuk pengobatan maka langsung aja datang ke PSIKIATER, untuk apa datang ke PSIKOLOG? Walaupun saat ini berkembang profesi Psikolog klinis!

Jadi kalo mau tes IQ dan tes minat bakat, jangan datang ke psikiater Pak! Kan gak sakit? Hehehe...masalahnya banyak orang yang sakit kejiwaannya tapi 'denial' jadi merasanya tetap sehat, cuma butuh konsultasi ya? Akhirnya oleh psikolognya tetap aja dirujuk ke psikiater.

KALO PSIKOLOG?
Sekarang kita lihat profesi psikologi, psikologi adalah cabang ilmu humaniora dalam hal ini ilmu perilaku dan oleh karena itu pendekatan awalnya bukan dari sudut pandang 'mengobati orang sakit'! Psikolog bukanlah dokter!
Nah lalu banyak orang bilang bahwa bedanya psikolog dan psikiater adalah kalo psikiater bisa meresepkan obat dan psikolog tidak tetapi psikolog bisa memberikan konseling dan psikoterapi. Jawaban ini pula yang banyak dijawab oleh mahasiswa psikologi yang saya beri kuliah.

Saya beritahu mereka bahwa menjawab seperti ini adalah salah besar, apalagi yang menjawab ini adalah calon sarjana? Coba sekarang kita lihat bahwa ada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) jurusan BIMBINGAN dan KONSELING! Nah loh berarti konseling itu bukan ciri khas psikolog dong! Karena kemampuan konseling juga ternyata dimiliki oleh guru, pendeta, pastor, pekerja sosial terlatih dll. Coba lihat di Amerika, menjadi seorang konselor atau psikoterapis tidak harus menjadi psikolog lebih dahulu.

Hehehe...kalo di kampung mah ada yang bilang konseling sama nenek gue aja gak bayar! (Nanti ada artikel khusus antara konseling yang profesional dan konseling pada yang bukan profesional seperti nenek gue itu ya)

Jadi apa ciri khas psikolog? Psikolog adalah profesi yang sejak kuliah di S1 kuat dalam bidang membuat alat ukur psikologi dan kemudian berangkat dari tes-tes psikologi, IQ, dll tersebut, mereka dapat melihat aspek klinis dari gangguan psikologis. Seorang psikolog yang profesional adalah seorang yang sangat menguasai interpretasi tes-nya yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis atau mengevaluasi kondisi psikologis kliennya. Nah berangkat dari hasil evaluasi tersebut baru mereka bisa membantu kliennya dalam hal konseling maupun psikoterapi.
Bagi mereka yang membutuhkan tes IQ, psikotes, tes bakat dan minat,dll sebaiknya lebih dahulu datanglah ke PSIKOLOG karena psikiater tidak bisa melakukan tes-tes tersebut. Psikiater di Indonesia biasanya hanya melayani tes kepribadian yang dapat mendeteksi patologi pada proses mental seseorang.

KE PSIKIATER DAN KECANDUAN
Ada lagi orang yang saking mau mendiskreditkan profesi psikiater lalu bilang bahwa jangan ke psikiater lebih dulu tetapi ke psikolog duluan karena pasti akan diberikan obat kalo ke psikiater dulu dan nanti jadi kecanduan obat penenang!
Nah ini lagi pendapat ngaco, emangnya Psikiater bandar narkoba?
Kita juga maunya pasien-pasien kita cepat berhenti dari minum obat dan sembuh sehingga secara 'bisnis', masing-masing mantan pasien itu bisa mengenalkan 10 pasien baru kepadanya. Lebih untungkan? Ngapain bikin pasien kecanduan? Apa untungnya untuk bisnis pelayanan jasa seperti dokter kalau bukan mencari lebih banyak jumlah pasien sebagai 'customer'?

Lagian kalo psikiater itu 'tukang' membuat orang kecanduan maka udah pasti tuh profesi dilarang diseluruh dunia, iya gak, iya gak?
Obat yang diberikan psikiater juga bukan obat penenang lah yau...makanya banyak baca dong jangan dikit tahu tapi rasanya udah pinter. Ingat peribahasa 'Tong Kosong Nyaring Bunyinya'. (Nanti saya buat artikel tentang obat-obatan psikiater bukan obat penenang ya).

PENUTUP
Oke, jadi sekarang udah pada jelas ya bedanya psikiater dan psikolog sehingga udah bisa menentukan kemana akan pergi lebih dulu sesuai dengan kebutuhan (NEED) Anda.

Salam,
Dharmawan