Pada tulisan saya tentang bagaimana perjuangan menjadi psikiater masih banyak pertanyaan yang belum bisa membedakan psikiater dan psikolog. Untuk itu saya mencoba menuliskan kembali apa beda psikiater dan psikolog.
Psikiater adalah seorang dokter (yang tentunya lulusan Fakultas Kedokteran) yang kemudian mengkhususkan diri dalam spesialisasi untuk mengobati pasien-pasien dengan gangguan jiwa dari yang ringan sampai yang berat dan karena psikiater adalah seorang dokter maka masyarakat memanggilnya "DOK".
Psikolog adalah seorang ahli kejiwaan yang sekolahnya di Fakultas Psikologi dan kemudian dapat melanjutkan studinya untuk menjadi psikolog Industri organisasi atau psikolog pendidikan atau psikolog klinis dan lainnya.
Jadi, jika seseorang mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang dokter ahli kejiwaan (Psikiater) maka ia harus menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran terlebih dahulu dan hal ini tidak bisa ditawar lagi. Demikian pula jika seseorang ingin menjadi ahli kejiwaan (Psikolog) tetapi bukan DOKTER maka ia harus menempuh pendidikannya di Fakultas Psikologi.
Seorang psikolog bisa juga dipanggil "DOK" jika ia telah mencapai gelar DOKTOR (S3).
Untuk menjadi seorang psikolog rata-rata masa studi adalah 6 tahun sedangkan untuk menjadi seorang psikiater (Dokter spesialis kedokteran jiwa) maka ia harus menempuh rata-rata masa studi selama minimal 10 tahun, bisa lebih lama tetapi tidak bisa lebih cepat dari itu. Belum lagi dulu ada peraturan harus tugas ke daerah dulu.
Seorang psikolog klinis biasanya bekerja bersama dengan psikiater di setting klinik maupun di Rumah sakit/ RS Jiwa. Tentunya, walaupun sama-sama bekerja di rumah sakit, seorang psikolog tidak diijinkan untuk menulis resep obat karena latar belakang pendidikannya bukan seorang dokter. Tetapi di lain pihak, seorang psikolog sangat ahli dalam melakukan tes diagnostik, tes IQ, Tes minat bakat, dan tes-tes kejiwaan lainnya yang tidak mampu dilakukan oleh seorang psikiater.
Keduanya mampu memberikan psikoterapi dan konseling dan sesuai standar internasional seyogyanya pemahaman seorang psikolog maupun psikiater tentang neuroscience sama baiknya.
Sabtu, 17 Maret 2018
Langganan:
Postingan (Atom)