Sabtu, 08 November 2014
Bagaimana Menempuh Pendidikan untuk menjadi Psikiater?
Sama seperti anak-anak kecil lainnya, sejak SD kelas 4 saya bercita-cita menjadi dokter, selain karena melihat kehidupan dokter keluarga kami yang nampaknya tenang dan sangat berkecukupan saya juga sering mendengar bahwa seorang tante saya yang menjadi dokter gigi (drg. Wiliana Purnama, pensiunan dosen di FKG Prof Dr Moestopo) dan om saya yang sedang sekolah kedokteran di Jerman (Dr Med. Iksan Purnama, sekarang dokter spesialis mata di Esslingen, Stutgart, Jerman) hidupnya tenang dan makmur. Belakangan saat saya dalam proses bimbingan rohani, baru saya tahu bahwa dorongan itu berasal dari ketidakberanian saya mengambil risiko dalam kehidupan.
Ketika saya SMA, saya mencoba mengkaji apa bedanya psikolog dan psikiater (salah satu dokter keluarga kakek saya adalah dokter umum yang menjadi seorang psikiater yakni dr L.S Chandra, SpKJ mantan direktur Sanatorium Dharmawangsa, sekarang sudah almarhum). Kebetulan saya suka membaca karena memang dikondisikan seperti itu oleh orang tua saya maka saya mencoba membaca buku-buku tentang hal-hal tersebut. Rubrik psikologi kesukaan saya adalah rubrik Bu Leila Ch. Budiman di harian Kompas, menurut saya ulasan beliau sangat tidak tergantikan sampai saat ini.
Saya lebih memilih menjadi psikiater karena harus menjadi dokter umum dulu. Saya memilih menjadi dokter terlebih dahulu karena sesuai dengan cita-cita saya sejak kecil dengan harapan bisa membantu banyak orang, diri sendiri serta keluarga selain mapan secara ekonomi (tapi belum tentu bisa kaya raya). Ayah saya tidak setuju karena kalau menjadi dokter itu kata beliau seperti tukang becak, kalo gak 'narik' maka gak dapat uang lagipula berisiko tertular penyakit menular! Ada hal yang saya pertaruhkan dalam hal ini, yaitu, setelah menempuh pendidikan menjadi dokter umum apakah saya bisa melanjutkan studi ke spesialisasi psikiatri? Saat itu kental sekali rasialisme di kalangan kedokteran, sudah menjadi rahasia umum bahwa hanya etnis tertentu yang mudah masuk ke bagian spesialisasi tertentu (jadi sebenarnya issue ini bukan etnis Tionghoa dan pribumi tapi di kalangan etnis yang katanya pribumi-pun terjadi diskriminasi kesukuan atau praktik nepotisme). Saat itu dr L.S Chandra, SpKJ mengatakan bahwa tidak ada diskriminasi di Psikiatri jadi yang dinilai adalah kemampuan sehingga saat memulai studi di Fakultas Kedokteran saya pede aja.
Hal lain yang menjadi masalah adalah stigma buruk sebagai psikiater! Kelak saya harus mengatasi masalah ini terutama di kalangan keluarga besar. Psikiater itu diidentikkan aneh seperti pasiennya, pasiennya miskin-miskin dan tidak banyak pasiennya kecuali di RS Jiwa! Semua itu ternyata tidak benar walaupun faktanya memang seorang psikiater sulit bisa melayani banyak pasien dibandingkan spesialisasi lain dikarenakan waktu konsultasi yang lebih lama.
SEKOLAH DOKTER UMUM
Hal yang menjadi keberatan dari ayah saya lainnya mengenai menjadi dokter adalah saat itu saya tidak diterima di FK negeri sehingga harus ke FK Swasta yang sarat dengan ujian negara dan menghabiskan waktu studi yang lebih lama karena harus antri ujian apalagi kalau sampai mengulang, wah bisa tambah lama tuh antri lagi dari awal. Hal lainnya lagi adalah mengenai biaya studi yang lebih mahal di kedokteran swasta membuat saya harus curi-curi waktu bekerja mencari tambahan untuk uang saku seperti memberikan les matematika, menjadi surveyor lepas di perusahaan farmasi maupun penelitian-penelitian kesehatan perkotaan di pusat studi kesehatan perkotaan di Atma Jaya.
Hiperaktifitas saya membuat saya tidak betah menjadi kupu-kupu alias kuliah pulang kuliah pulang. Saya aktif berorganisasi di kampus, pernah saya camping 3 tempat dalam sebulan sempat ikut syuting sinetron Suri Teladan di RCTI dengan produser dan sutradara Haji Usman Effendi yang menjadi guru agama Islam buat saya. Sempat kuliah extension course filsafat manusia setiap senin malam di STF Driyarkara (saat ini saya mencoba mengikuti program matrikulasi untuk InshaAllah dapat melanjutkan studi ke program doktoral untuk memperdalam filsafat eksistensial yang diselaraskan dengan psikoterapi eksistensial khususnya logoterapi, search for meaning), dll. Semua hal ini membuat study saya molor 1 semester dan tertunda sedikit antrian menjadi dokter muda (kepaniteraan).
Kenyataan praktik sebagai dokter muda (Co-ass) membuat saya "menyesal" mempunyai cita-cita menjadi dokter, 2 tahun rotasi terus, jaga malam tidak tidur, pagi tetap standby sampai jam 2 siang, buat paper, presentasi kasus, dimarahi konsulen, diusir konsulen, ngepel lantai bekas air ketuban, diomelin perawat dan bidan. Yah memang pendidikan kedokteran itu spartan dan benar-benar membina mental serta fisik. Di her gara-gara tidur dikelas saat diskusi karena habis jaga malam gak tidur, semua itu konsulen gak mau tahu! Menjadi dokter harus kuat! harus super! Sekali lagi spartan pendidikannya. Hukuman dan kata-kata merendahkan menjadi cambuk untuk maju bukan untuk menjadi sakit hati dan mundur! Gak banyak suka-nya jadi coass yang kalau dibahasa Indonesiakan KOASS singkatan dari Kumpulan OrAng Serba Salah. Pada akhirnya memang ada makna dan arti yang bisa dipetik atas semua itu, memudahkan saya untuk beradaptasi dimanapun saya bekerja.
Setelah bersusah payah pendidikan sebagai dokter umum, penderitaan tidak berhenti di situ. Penderitaan selanjutnya adalah bagaimana mengejar setoran untuk bertahan hidup! Seminggu 2x jaga malam menjadi dokter jaga bangsal atau jaga gawat darurat demi sesuap nasi. Saat itu ibu saya sampai mengingatkan bahwa jangan terlalu banyak tugas jaga malam karena kalau sakit maka biaya yang harus dikeluarkan lebih banyak daripada yang didapatkan dari honor jaga tersebut.
Pengalaman sebagai dokter jaga di RS saya jadikan pengalaman untuk lebih mendalami kasus-kasus penyakit dan pengalaman menangani banyak kasus rawat inap, diskusi dengan konsulen (dokter spesialis) yang baik hati mau 'mengajari' kita, bukan saja ilmu tetapi berbagi pengalaman hidup adalah sisi lain yang cukup berharga bagi saya selain honor jaga yang kecil.
Penderitaan selanjutnya yang mirip-mirip Coass adalah ketika harus menjalani program spesialisasi selama minimum 4 tahun. Setiap jam 7.30 pagi sudah harus siap seminar topik-topik teori psikiatri maupun diskusi kasus. Lalu pk 9 pagi langsung menangani pasien di bangsal atau poliklinik sampai jam kerja berakhir pk 3 sore. Jaga malam lagi sudah keharusan sebagai peserta didik. Dimarahin dan diusir konsulen juga menjadi tantangan tersendiri, belum lagi harus bisa membuktikan diri tidak bodoh alias minimalisir her kalau hidup mau lebih tenang (repot kalau ngulang ujian terus sebab tugas-tugas lain masih bertumpuk). Untungnya saya termasuk yang jarang dapat her, hanya 2 kali saya diher selama pendidikan spesialis. Pertama adalah ujian statistik dan yang kedua adalah ujian penelitian (statistik lagi nih salah satunya), sampai sekarang saya tetap saja bingung dengan statistik, kecuali membaca hasil statistik karena saya sempat bekerja di perusahaan farmasi selama total 3 tahun. Satu tahun tepat sebelum pendidikan spesialis dan 2 tahun lagi setelah lulus sebagai dokter spesialis.
Tahun kedua saya menempuh pendidikan spesialis, saya mulai kesulitan dana untuk operasional sehari-hari jadi saya minta ijin untuk praktik umum sore hari dan baiknya di psikiatri saat itu kami diperbolehkan praktik umum sore hari di luar jam kerja/pendidikan. Pesannya hanya jaga prestasi belajar selama pendidikan walau praktik sore sampai malam hari. Rata-rata praktik selesai pk 20.00 dan saya sampai di rumah pk 21.00 jadi setelah itu bersiap mengerjakan tugas sampai pk.23 atau 24 hampir setiap harinya selama 4 tahun tersebut.
Satu semester pertama saat itu adalah masa pra-kualifikasi jadi yang tidak lulus ujian wawancara pasien dan teorinya akan disarankan pindah jurusan atau keluar. Tugas di tahun pertama adalah menguasai semua kasus penyakit psikotik (gangguan mental organik, skizofrenia dkk, bipolar dan depresi dengan gejala psikotik, dkk). Akhir tahun pertama adalah seleksi ke dua kalinya, jika tidak lulus maka her atau mengulang 6 bulan atau 12 bulan atau pindah jurusan alias keluar! Saat itu saya lulus langsung tanpa her dan saya kirim sms ke ibu saya mengabarkan bahwa saya lulus langsung jadi bisa langsung ke tahap 2. Saya ingat betul jawaban ibu saya adalah "selamat ya tapi jangan hanya pandai waktu sekolah, yang penting bagi mama adalah kamu bisa ramai prakteknya sebagai dokter (supaya bisa hidup mandiri)".
Tahun kedua adalah menguasai semua kasus non-psikotik dan psikoterapi serta psikodinamika pasien. Ini yang berat karena saya dianggap lebih menguasai psikiatri biologi daripada psikoterapi oleh sebagian konsulen-konsulen saya. Tapi jujur saya akui memang saat itu dan kini mainstream psikoterapinya adalah psikoterapi dinamik dan ini memang tidak begitu saya kuasai, kalau yang lainnya seperti CBT, hipnoterapi, Eksistensial dll-nya saya mudeng, kecuali yang dinamik itu saya bingung sampai sekarang dan saya pikir pasien pun banyak bingungnya dengan metode dinamik ekspresif. Kalau suportif sih semua juga ngerti tetapi mencapai 'pencerahan' sampai psikoterapi dinamik ekspresif yang sulit. Kali ini lulus langsung naik ke tahap 3 adalah sangat-sangat beruntung bagi saya.
Tahun ketiga dan keempat adalah saatnya rotasi ke sub-sub bagian/ sub spesialisasi, 6 bulan di psikiatri anak dan neurologi anak, 3 bulan di psikogeriatri dan penyakit dalam, 3 bulan di neurologi (penyakit syaraf) lalu tahun ke 4, masing-masing sebulan di adiksi, komunitas dan trans-kultural, forensik psikiatri (menentukan seseorang dapat bertanggungjawab atau tidak atas perbuatannya, perebutan hak asuh anak, dll), 3 bulan di jadi chief rawat inap, 3 bulan jadi chief rawat jalan dan 4 bulan penelitian untuk thesis.
Pendidikan spesialisasi bagi saya jauh lebih berat daripada pendidikan S2 pada umumnya tapi anehnya di Indonesia ini kami hanya disetarakan S2! Sudah mirip paket C setara lulusan SMU kalau pakai istilah disetarakan. Hal ini sama saja kekacauan kementrian pendidikan yang mensahkan bahwa gelar dokter adalah memakai 'dr', d huruf kecil dan r huruf kecil. Kenapa kalau gitu doktorandus dan doktoranda tidak disuruh pakai huruf kecil juga ya? Jadi drs dan dra.
Pendidikan spesialisasi di kedokteran tidak ada paket kelas malam atau dipercepat menjadi kurang dari 4 tahun karena harus memenuhi kuota waktu dan jumlah menangani pasien jadi walau pandai secara kognitif tidak bisa dipercepat. Hal ini tentunya berbeda dengan studi S2 yang bisa dipercepat atau mengambil kelas eksekutif.
Total tahun yang saya jalani sampai menjadi seorang dokter spesialis adalah 12 tahun! Itulah mengapa kalau paranormal dan lainnya disebut 'orang pinter' karena mereka tidak perlu sekolah selama itu tetapi boleh mengobati orang sakit sedangkan dokter yang bodoh harus menjalani pendidikan belasan tahun sampai diuji national board dan diakui sertifikasinya baru boleh mengobati orang sakit. Belum lagi kalau saya lanjutkan dengan studi lanjutan di luar negeri untuk melengkapi wawasan dan pengetahuan saya. Ehhh fenomena sekarang lagi banyak pula psikologoid-psikologoid, oid adalah istilah yang menunjukkan arti menyerupai, jadinya yang menyerupai psikolog. Siapakah mereka? Mereka adalah yang pelatihan 20 jam hipnoterapi, yang belajar otodidak psikologi lalu mengaku sebagai terapis, dll. Bagaimana mungkin bisa menterapi sebagai terapis kalau pengetahuan menegakkan diagnosisnya tidak utuh? Kasihan masyarakat yang kurang pandai membedakan hal-hal ini sehingga jatuh ke dalam praktik pembohongan publik.
Semoga sekilas tentang bagaimana menempuh pendidikan untuk menjadi psikiater ini bisa menambah informasi dan wawasan bagi khalayak dan anak-anak muda Indonesia yang siap memenuhi panggilan hidupnya di bidang kesehatan jiwa yang 'kering' ini namun sarat makna dan menurut Dr. Victor E Frankl (psikiater penemu logotherapy), barang siapa dapat memaknai pekerjaannya sebagai makna hidupnya adalah orang yang bisa berbahagia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Panjang ya dok perjuangannya jadi dr.SpKJ..
BalasHapusgara2 pengalaman ko-as aku malah jadi kurang tertarik ambil spesialis... tapi memang blum ada bidang spesialistik yang membuat tertarik.. :D
Tidak harus selalu menjadi dokter spesialis kok, bisa juga kalau Anda memilih sekolah S2 biomedik atau mendalami kesehatan masyarakat, magister manajemen juga boleh kalau tertarik, yang penting adalah amalkan ilmu yang Anda telah peroleh sebagai dokter baik di bidang preventif, promotif dan rehabilitatif, tidak perlu melulu harus kuratif karena semua sama pentingnya untuk diamalkan. Salam Sukses ya untuk Anda.
BalasHapusluar biasa perjuangannya dok. mau bertanya karakter seperti apa saja ya yang penting dimiliki seorang calon psikiater? terima kasih dok.
BalasHapusTulus, mau membantu sesama, mau sabar, yang paling penting adalah punya kemampuan berempati selain pandai dan berwawasan luas
HapusDok saya ingin menjadi psikiater..ternyata harus jd dokter umum dulu nyali saya jadi merdup... Saya kira psikiater langsung kuliah psikiater
BalasHapusWah ya jangan kalah sebelum bertanding dong ayo berjuang sekuat tenaga utk mencapai cita citamu
HapusSelamat sore dok, saya seorang dokter umum dan berniat untuk melanjutkan pendidikan spesialis di bagian psikiatri. Kira-kira apa saja yg harus saya persiapkan dari sekarang dok? Termasuk bahan bacaan yang bagus untuk dijadikan referensi. Selain itu, apakah ada rekomendasi universitas dengan ppds psikiatri yg bagus selain di UI? Terima kasih dok.
BalasHapusSemua universitas bagus, yg penting kita bisa mengembangkan diri atau tidak. Untuk masuk jd PPDS cukup baca sinopsis of Psychiatry Saddock and.Kaplan dan pengalaman sebagai dokter kok. Detailnya kita Japri saja ya dok
BalasHapusHalo pak dokter, saya ingin bertanya. saya seorang murid SMA yang 1 tahun kedepan akan menjadi seorang mahasiswa, nah saya ingin menjadi seorang dokter psikiater, namun di SMA saya salah satu murid dari kelas IPS. Apakah memungkinkan seorang murid kelas IPS bisa menjadi dokter psikiater ? Mohon dijawab dokter, terimakasih.
BalasHapusKalau jurusan IPS tdk bisa jadi dokter, kalau tidak jadi dokter bagaimana jadi psikiater yg bahasa indonesianya dokter spesialis kedokteran jiwa?
HapusNgak bisa jadi psikiater,tapi bisa jadi psikolog.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusSaya kagum aja deh sama dokter hahaha
BalasHapusSaya seorang koass yg kesasar di Fakultas Kedokteran dok, sampai sekarang belum punya passion buat jadi dokter.. Sempat kepikiran nanti nerusin ambil spesialisasi psikiatri.. Tapi baca tentang berulangnya penderitaan mirip koass selama pendidikan spesialis, jadi berpikir 2 kali.. apa sebaiknya nanti cari pekerjaan lain saja ya dok..
BalasHapusWah ya jangan gitu dong dik, kl sdh dokter penderitaan gak separah koass kok, yg penting pinter jd meminimalkan hukuman hehehe
HapusRupanya banyak juga minat masyarakat ingin tahu bagaimana menjadi psikiater sehingga tulisan ini sudah dibaca lebih dari 2000 pembaca, menyusul tulisan saya yang berjudul kemana lebih dulu psikolog atau psikiater
BalasHapusSaya suka baca tulisan dokter. Saya baca blog ini berulang kali
HapusDok, saya dari SMK, apa mungkin saya bisa masuk fakultas kedokteran terutama psikiatri? Sebenarnya niatnya juga sambil ingin mengetahui lebih dalam tentang anxiety disorder yang saya derita juga dok
BalasHapusWah kalau SMK tidak bisa dik Fifi, kalau tidak salah sistem sekarang boleh tes masuk ke FK walau dari SMK tetapi nantinya tidak 'kuat' selama menempuh pendidikan di FK.
HapusTidak kuatnya kenapa dok? Saya dari smk dan ingin ke fk
Hapuskarena kalau dari SMK, bekal pengetahuan soal ipa dan khususnya biologi lebih kurang dibanding dengan yang mengambil jurusan ipa sejak SMA. maksud tidak kuatnya itu adalah tidak kuat dalam menempuh pendidikan kedokteran, karena banyak hafalan dan lebih mendalami biologi
Hapusselamat malam dok, kebetulan saya sekarang koass dok. senang sekali bisa mebaca tulisan dokter tentang suka duka menjadi residen psikiatri. kebetulan saya sangat ingin melanjutkan menjadi sp.kj . terima kasih dokter. semoga selalu sukses dan terus menginspirasi :)
BalasHapusKalau sudah menjadi residen sapa saya ya kalau ketemu di kongres atau di FKUI hehehe pake anonim sih.
HapusSelamat malam dok saya murid kelas 2 SMA yang berniat ingin menjadi psikiater, saya diberi tahu oleh guru BK saya katanya psikeater bisa ditempuh dengan cara S1 psikologi lalu S2 psikiater dok ? betul tidak ya dok? saya tidak ingin salah mangambil tindakan
BalasHapussebelumnya terimakasih dok
No, kalau mau menjadi psikiater harus menjadi dokter umum dulu, tidak bisa dari sarjana psikologi. Jadi Anda harus kuliah dan lulus dari Fakultas Kedokteran dan kemudian melanjutkan spesialisasi 4 tahun di psikiatri
HapusWah nggak nyangka sekali bisa baca artikel dari dr Dharmawan. Mungkin dokter sudah lupa, tapi saya sempat jadi mahasiswanya dokter pada saat memberi kuliah tentang PPDGJ di blok Psikiatri (FK UKI) setahun yang lalu.
BalasHapusSaya sempat bimbang kedepan nanti mau lanjut ke Sp.KJ atau berhenti di dokter umum saja. Soalnya dulu pertama kali masuk FK udah punya target mau lanjut ke psikiatri, ternyata lewati blok Psikiatri tahun lalu aja penuh jerih payah (hapalannya banyak, hehe)
Untung ketemu artikel dr Dharmawan disini, setidaknya berkat tulisan dokter, saya termotivasi lagi untuk segera selesaikan koass (semoga nggak ada her) dan lanjut ambil Sp.KJ.
Terima kasih dok.
Bagus, boleh kontak saya ya kalau sudah siap mau ujian masuk PPDS Psikiatri, kalau ada yang dapat saya bantu akan saya bantu
Hapusapakah profesi pskiater merupakan profesi menjanjikan untuk 5 tahun kedepan?
BalasHapusHahahaha, susah dijawab. Jika Anda mencintai ilmu kedokteran dibidang neuroscience, psikologi, filsafat, sosiologi dan antropologi tentunya Anda bisa menjadi psikiater yang mumpuni dan itu berarti profesi yang sangat menjanjikan pada masa yang akan datang karena banyak sekali orang yang akan mengalami ketidakbermaknaan hidup (lihat artikel saya tentang logoterapi)
HapusSejauh bermanfaat dan membawa kebaikan silahkan di-"share".
BalasHapusSelamat siang dokter..
BalasHapusSaya seorang dokter umum, 1 bulan lalu baru saja menyelesaikan progam internsipnya, dan sekarang sedang menunggu STR keluar..
Sejak saat kuliah saja berniat melanjutkan pendidikan lagi,� beberapa jurusan saya minati, mayor dan minor,
Setelah saya koas, nyali saya langsung ciut, rasanya kok 'capek' banget ya jadi spesialis mayor itu.. Jadwal op yg cito tiba2, dll membuat 'redup' impian. Hehehe..
Saat saya internsip, saya makin tertarik dgn psikiatri..apalagi dengan stigma orang2 sekitar, sejawat pun kadang masih menganggap 'sebelah mata' spesialisasi psikiatri..
Dokter ada saran kah apa yg harus saya persiapkan saat saya ingin mendaftar PPDS? Banyak yg bilang dunia per-PPDS-an dekat dgn senioritas ya dok, sehingga biaya 'tak terduga' banyak keluar..kadang faktorr biaya membuat saya ciut duluan dok. Hehe
Jika ingin mengambil spesialis psikiatri, apakah harus PTT dl dok??
Terima kasih sebelumnya dok..
Tidak harus PTT dok dan tidak ada penindasan dari senior di Psikiatri
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWahhh brt bgt prjuangannya. Cita² saya sjk kecil mau skli jdi dokter umum tpi mngkin cita² itu tdk akan prnh sya dptkan krn psti untuk mnjdi dokter itu hrus pintar bgt sdngkan sya msih pringkat 33 umum di SMA 1 LILIRIAJA. Saya ambil jrusan ipa yaitu ipa.1. Klw dokter dlu psti sllu dpt prngkat pling atas kan ??hehee
BalasHapusSaya kan manusia jadi yah sering jatuh juga Wal, tidak selalu di peringkat atas. Hanya secara keseluruhan memang ya alhamdulilah masih di rata-rata atas
Hapusdok, saya seorang mahasiswi fk semester 7. sebntar lagi koass. saya bercita cita setelah ini menjadi dokter spesialis jantung. tapi beberapa hari yang lalu niat itu diciutkan karena saya iseng mengisi medical specialty aptitude di website fakultas kedokteran di amerika dan hasilnya 3 kali saya ikut hasilnya tetap psikiatri urutan yg paling atas dan kardiologi malah urutan bawah. apakah psikiatri sangat menarik dok? karena bagi saya sampai saat ini masih kardiologi yang menarik bagi saya.
BalasHapusDear Salma, sebaiknya Anda mengikuti dulu minatmu jadi Kardiolog, jangan terlalu percaya dengan questioner sebab semua questioner memiliki angka validitas tertentu sedangkan manusia pada hakikatnya tidak dibatasi oleh apa-pun. Hanya "passion" yang dapat membuatmu berkembang. Bagi saya bidang psikiatri sangat menarik apalagi sekarang berkembang ilmu neuroscience yang sangat maju sehingga saya bisa jadi neuropsikiater sekaligus psikoterapis. Kasusnya beragam, bukan hanya ggn psikotik tapi sampai masalah perkawinan, seksual dan gangguan belajar pada anak.
Hapusdok,sya mau nanya apa cuman lulusan dokter saja yang bsa mlanjutkan ke psikiatri?
BalasHapusYa, karena psikiatri adalah cabang spesialistik Ilmu Kedokteran jadi ya tidak dapat ditawar-tawar sebab untuk menjadi psikiater yang baik harus menjadi dokter umum yang baik terlebih dahulu sehingga pemahamannya menyeluruh terhadap penyakit pada pasien menggunakan pendekatan secara bio-psiko-sosial-spiritual
Hapushallo pak, saya murid SMA, yang udh mau lulus tahun ini, cita-cita saya mau jadi psikiater juga nanti, cuma saya punya pertanyaan
BalasHapusberapa lama pak dokter kuliah supaya bisa jadi Psikiater, trus knpa yang kuliah Psikolog gk bisa lanjutin ke psikiater? universitas mana yg punya jurusan spesialis psikiater?
mohon bantuannya pak dokter.
Ya psikolog tidak bisa jadi psikiater dik karena psikolog lulusan fakultas psikologi sedangkan psikiater lulusan fakultas kedokteran. Berapa lamanya yah sekarang minimal 11 tahun
HapusAku kira psikolog dan psikiater itu sama, ternyata beda. Padahal niatnya mau masuk fakultas psikologi, sekarang aku jadi ragu, mana besok angket pendaftaran SNMPTN nya harus dikumpul, binguuung... kalau pengen jadi psikiater mesti jadi dokter, kuliah kedokteran kan mahal. padahal udah semangat mau ngambil psikologi, ternyata psikolog cuma ngasi konseling bukan ngobatin pasien...
BalasHapusjangan fokus pada mahalnya dik tapi fokus pada kemampuan otaknya alias kepandaian. Uang bisa dicari seperti beasiswa dan masuk FK negeri yang reguler
Hapusdok saya adalah siswa kelas 3 SMP, sejak kelas 2 SMP saya menaruh minat yang kuat untuk menjadi psikiater. saya ingin merubah pandangan orang yang berkata bahwa orang gangguan jiwa itu sama seperti orang gila yang dijalanan. tapi dok kelemahan saya untuk saat ini adalah di bidang hitung menghitung seperti fisika dan matematika. kelebihan saya di bidang biologi dok. jadi saya haru benar - benar berusaha untuk bidang fisika dan matematika ?
BalasHapusdok saya adalah siswa kelas 3 SMP, sejak kelas 2 SMP saya menaruh minat yang kuat untuk menjadi psikiater. saya ingin merubah pandangan orang yang berkata bahwa orang gangguan jiwa itu sama seperti orang gila yang dijalanan. tapi dok kelemahan saya untuk saat ini adalah di bidang hitung menghitung seperti fisika dan matematika. kelebihan saya di bidang biologi dok. jadi saya haru benar - benar berusaha untuk bidang fisika dan matematika ?
BalasHapusGak usah, yang penting lulus saja. Di kedokteran tidak pakai matematika dan fisika
Hapusdok,saya binggung saya udah kuliah pskologi tapi saya baru tau kalo syarat nya jadi psikiater harus jadi dokter umum dulu,gimana ya cara ya dok?
BalasHapuspindah kuliah? Ke FK.
Hapusselamat pagi dok, saya siswi kelas 3 SMP..mamah saya mengidap penyakit bipolar.. ayah saya stroke ( avasia wernicke).. saya bercita cita sebagai dokter jantung dan saya juga ingin menjadi psikiater..jika saya ambil psikiater.. apa saya nanti bisa ambil spesialis jantung?terimakasih dok
BalasHapusSayangnya di Indonesia tidak diperbolehkan. kalau di Amerika bisa.
HapusSaya mendoakan pak Dokter Dharmawan Purnama, semoga Ilmu Kedokteran Jiwa yang sekarang dimiliki menjadi keberkahan dalam hidup. Saya sangat senang membaca artikel perjuangan serta semangat sukses pak Dokter. Sungguh sangat inspiratif bagi semua orang, mereka yang minat mencari nilai-nilai positif. Terima kasih atas ceritanya. Salam hormat saya. Semoga pak Dokter Sukses, Kaya dan bahagia bersama keluarga. Aamiin.
BalasHapusTerima kasih doanya Pak, yang penting sehat dan bahagia Pak bagi saya. Doa yg sama utk bapak dan keluarga
HapusDok, sy mahasiswi FK semester 4 yg bercita2 jadi spesialis psikiatri sejak smp, sy mau bertanya jika persyaratan utk PPDS psikiatri itu salah satunya tidak boleh mendaftar 2x, apakah yg dimaksud itu sama seperti cerita dokter diatas jika tahun pertama gagal disarankan pindah jurusan lain. bahkan ketika her sudah berkali2 ditahun berikutnya juga disarankan pindah. dan tidak boleh daftar lagi, atau ketika mendaftar tidak diterima jadi PPDS psikiatri, ya utk berikutnya tidak boleh daftar lagi?
BalasHapusLalu untuk seseorang yg introvert apakah cocok jadi psikiatri dok. Terimakasih dok
Masing masing center pendidikan memiliki kebijakan tersendiri jd saran saya bisa check langsung ke center pendidikan spesialisnya.Ttg sifat introvert ya tentu saja tetap cocok jd psikiater.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusdok, saya siswi kelas 2 SMA ipa. saya sangat berminat untuk menjadi psikiater.. namun, saya masih bingung apa yang harus saya lakukan agar dapat menjadi mahasiswi fk? dan apa saja persyaratan yang dibutuhkan?
BalasHapusTerimakasih..
Bisa menghubungi universitas dengan Fak kedokteran utk syarat. Yang penting nilai rata rata di atas 8.5 saya pikir cukup modal utk menjadi dokter. Satunya lagi harus tekun membaca tidak banyak main. Siap siap kehilangan sebagian masa muda.
HapusDokter, ceritanya sangat menarik. Makin terinspirasi dan tertantang untuk menjadi psikiater. Awalnya saya pun menganggap spesialisasi ini aneh, namun setelah melalui kuliah dan koas saya malah jadi sangat tertarik. Semoga saya bisa menjadi psikiater yang keren seperti dokter. Mohon tips apa saja yang perlu dipersiapkan? Apakah sejak sekarang sudah perlu mengikuti berbagai simposium psikiatri? Terima kasih dok.
BalasHapusBaca buku, ikut seminar atau simposium, kalau bisa magang juga.
HapusSlmt siang dok. Sy arum. Sy br selesai internsip di daerah jogja. Trmksh atas artikel yg dokter publis, sangat menginsiprasi sy. I hope i can be somebody like u dok. Tetapi sy tidak punya keluarga yg berkecimpung di bidang medis, sy trkdg bingung dok, bagaimana untuk memulai nya untuk bs mnjd spesialis. Surat rekomendasi untuk mendaftar ppds spesialis bgm cr mendptkan ny? Apa saja yg perlu di persiapkan? Mhn arahan nya dok. Thank u
BalasHapusDr Arum, surat rekomendasi bisa minta dosenmu dulu dan IDI tempat Anda menjadi anggota. Jika kurang jelas bisa japri saya
HapusSelamat malam, dok. Sebenarnya saya sedang mencari informasi seputar dokter dgn spesialis kejiwaan, dan saya senang menemukan postingan ini,karena memberikan informasi baru bagi saya,dok. Saya bukan calon dokter dok,hehe. Hal ini terkait dgn tulisan saya yg berhubungan dgn dokter kejiwaan, saya ingin bertanya dok.. Apa yg biasa dilakukan dokter dirumah sakit jiwa terkait penyembuhan pasiennya yg mengalami trauma berat hingga menjadi gila? Terimakasih dok,atas waktunya :))
BalasHapusBoleh temui saya di RSJ Dr Soeharto Heerdjan Grogol nanti saya ajak tour the hospital
Hapusmalam dokter, nama saya Agus, sekarang bekerja sebagai dokter umum di RSUD dari salah satu kabupaten di provinsi kalimantan barat.
BalasHapussaya mulai tertarik di bidang Psikiatri saat saya Co-Ass, walau hanya menjalani stase tersebut selama 5 minggu.
saya ingin melanjutkan studi saya di spesialisasi ilmu kedokteran jiwa tahun depan.
saya mau sharing dengan dokter mengenai rencana studi saya tersebut, bagaimana menghubungi dokter selain melalui blogspot dokter?apakah ada email untuk tanya jawab selain blogspot dok?
terima kasih...
Kontak japri saja dok. Ke WA di appointment dengan saya.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHallo dok.. Aku skrg murid kelas 3 SMP. Dari SD aku emang minat bgt utk ambil kedokteran smpe kemarin sewaktu kelas 2 SMP aku mulai baca2 artikel ttg kedokteran itu.. Bisa dikatakan aku emg bkn dr keluarga yg kaya, keadaan ekonomi jg sgt terbatas. Aku dr sekolah swasta namun byk yg blg kalau sekolah swasta susah dan lbh mahal biaya utk masuk FK, apa betul ya dok? Lalu jika mau ambil beasiswa kira2 syaratnya apa aja dan harus bagus nilainya di bidang apa aja ya dok?
BalasHapusOh ya dok, ada yg mau aku tanyain juga.. Aku emg mau untuk melanjutkan ke spesialis psikiatri kalau kelak berhasil menjadi S. Ked, tujuan aku ambil psikiatri krn tdk terlalu berhadapan dgn nyawa orang namun hanya dgn jiwa orang.. Kalau jd psikiatri memang tdk ada halnya dgn speasialis lain kan dok? Dalam arti bertarung nyawa pasien antara 'hidup' dan ''mati'
Ya ada kan ada gangguan mental organik, percobaan bunuh diri, over dosis dll tapi dibandingkan spesialisasi lain lebih jarang berhadapan dg kegawatdaruratan sampai kematian. Seorg psikiater harus menjadi seorg dr umum yg mempunyai pengalaman yg baik.
Hapusdok maaf kalau mengganggu, tapi saya bingung saat ini, saya sangat mencintai dunia sosial, dan saya sangat ingin menjadi seorang psikiater, tetapi orang tua saya tidak mendukung karena alasan ekonomi kami, saya sekarang masuk IPA tetapi setelah lulus saya disuruh orang tua saya untuk masuk ke STAN, menurut dokter saya harus bagaimana?
BalasHapusBiaya sekolah di FK mahal sekali bahkan di Amerika banyak dokter yg punya hutang untuk sekolahnya. Zaman sy dulu tidak semahal sekarang tetapi saat ambil spesialis kesiapan dana utk bertahan hidup selama sekolah dipersyaratkan agar tdk putus di tengah jalan selama pendidikan
Hapusdok, sejak SMP saya bercita cita ingin menjadi dokter psikiater di luar negri. saya ingin kuliah kedokteran umum di Indonesia terlebih dahulu lalu saya S2 psikiatri di Luar negri apakah itu bisa dok?
BalasHapusSebaiknya langsung kuliah FK di luar negeri
HapusHalo dokter, saya seorang siswi kelas 3 SMA, saya memiliki minat besar terhadap ilmu kejiwaan, sehingga saya ingin mengambil fakultas psikologi saat kuliah. Namun karena orangtua ingin saya menjadi dokter, saya merubah tujuan dan ingin menjadi psikiater krn memiliki hubungan dgn ilmu kejiwaan. Saya telah berencana akan menjadi dosen, nah jika saya ingin menjadi dosen untuk spesialiasi psikiatri (mengajar tentang ilmu kejiwaan) kira2 pendidikan apa yg harus saya tempuh dok? setelah lulus S1 kedokteran melanjutkan ke spesialis kejiwaan lalu selanjutnya apa? Apakah saya harus menempuh pendidikan S3? Jika ya, S3 apa yg harus ditempuh? Mohon informasinya dok, terima kasih:)
BalasHapusKalau jadi dosen, di semua bidang ya sebaiknya ambil S3. Kalau sy sih iseng saja ambil S3 karena bukan dosen tetap. Lagi pula sy suka variasi dan tantangan dalam hidup
HapusMengambil F.K apakah harus pintar matematik dok? Soalnya sy agak kurang. Sy suka hal2 yg berkaitan dengan penyakit mental dalam diri manusia,suka membahas tentang hal yang ubnormal yg diidap oleh sebagian kalangan.dan saya suka jika menemukan metode2 baru untuk proses penyembuhan mental seseorang. Karna di era ini banyak manusia yg pemikirian dan mentalnya terganggu.oleh karna itu..sy ingin menjadi bagian dr seorang psikiater.
BalasHapusTidak perlu pandai matematika kok
HapusSaya koass dari salah satu universitas di jawa tengah dan sejak awal mempunyai keinginan menjadi dokter saya tertarik dengan ilmu psikiatri dan artikel ini menambah semangat dan inspirasi. Terinakasih dok, semoga bisa berbagi cerita kembali
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDokter, saya lulusa D3 teknik
BalasHapusjika saya ingin alih jurusan kedokteran, bisa ndak ya ?
saya bersedia kalau harus mengulang dari awal lagi untuk ilmu pengetahuan
namun saya juga SMK teknik dulu dok,
kira-kira bagaimana sara dokter untuk saya ?
Yang menjadi kendala karena lulusan SMKnya. Sebab syarat masuk FK SMU jurusan IPA
Hapusbatas usia untuk mengikuti ppds psikiatri berapa ya dok ?
BalasHapus35thn yg reguler dan di atas itu bisa kok tp jangan terlalu tua, fisik lemah utk jaga malam dll
HapusAsslm, Dokter, sy dokter umum yang akan interenship, sy berminat untuk melanjutkan Sp.KJ, bagaiamana tips adn triknya agar bisa masuk PPDS Psikiatri, Dokter?
BalasHapusterimakasih.
Kapan kapan kita ketemulah diskusi
HapusHalo dok, saya berencana menulis cerita/novel yang tokohnya seorang psikiater, tapi saya kekurangan sumber tentang dunia psikiater. Saya jg tidak terlalu paham, tapi saya tertarik. Jika berkenan, saya ingin bertanya-tanya tentang psikiater ke dokter. Terimakasih. Salam
BalasHapusBoleh bingits, silahkan hub sy japri ke email clinicsmc@yahoo.com atau kontak WA ke nomor appointment saya
HapusDok sy ppds psikiatri,,, dok sy mw tax knp pemda daerah slalu menitik beratkan hx dkter interna sj sma anak yg dbtuhkan,,,terutam kbupaten2,pdhal kshtan jiwa adalah slah satu trpenting d dlamx,,yg kedua dok bgmn mngubah stigma msyarakat bhkn d kedokteran ttg profesi psikiater yg "kering",,,seolah pndangan org sgt berbeda dgn qta ktika qt sdh msuk kedokteran jiwa,,makasi dok
BalasHapusMaaf lama membaca satu persatu dan baru menjawab, jangan jangan Anda sudah jadi SpKJ sekarang ya. Kalau ikut konas mari sapa saya dan kita bs berdiskusi
HapusDok , kalau fk itu berapa tahun atau semester dok?
BalasHapusWah, mantap sekali tulisan dokter Dharmawan. Saya mahasiswi tingkat akhir jurusan sastra Inggris yang sudah memasuki hampir tahun ketujuh. Saya awalnya berencana ingin melanjutkan S2 psikologi atau psikiatri, tapi sekarang baru tau kalo psikiater hari masuk FK S1 dulu, hahaha. Di Samarinda, psikiater sangat sedikit loh, dok. Mungkin masih banyakan di Jakarta. Semoga profesi dokter sbagai psikiater semakin berkah dan bermamfaat. Aamiin :) Terimakasih atas inspiarasinya.
BalasHapusDok, saya mahasiswa semester 4 farmasi D3. Suka dukanya apa sih dok masuk FK?
BalasHapusDok, saya mau tanya. Emang bener-bener nggak ada peluang ya buat anak smk ngambil jurusan FK. Tapi gimana sama SMK Kesehatan? Apa nggak bisa juga?
BalasHapusSudah setahun ini saya mengalami beberapa kali 'down'. Saya tidak mau keluar kamar, bahkan bangun dari kasur pun tak mau, saya tidak makan, bahkan ngobrol dengan orang2 rumah. Saya hanya diam di kasur dan menangis. Saya tidak paham apa yg terjadi pada saya, kemarin saya masih bisa bercanda dengan teman2 saya, masih rajin Olahraga, masih biasa saja. Tetapi ketika saya bangun pagi itu, rasanya saya jd ingat semua masalah dalam hidup saya, saya merasa sangat kecil, ketakutan, dan tidak berdaya, saya hanya bisa menangis dan hampir berpikir untuk melukai diri saya sendiri.
BalasHapusSaat itu saya mencoba untuk mencari tau sebenarnya apa yang salah pada diri saya, saya browsing di google dan mucul berbagai hasil ttg mental illness. Diantara semua 'ciri-ciri' yg ada, depresi dan anxiety yang paling sesuai dengan apa yg saya rasakan.
Saya bingung apakah ini hanya saya yang 'lebay' atau memang saya mengalami depresi dan anxiety. Saya tdk mau cerita bahwa saya pikir saya mengalami depresi dan anxiety karena saya paham betul orang2 akan menganggap saya berlebihan.
Akhirnya saya memutuskan untuk 'mengobati' diri saya sendiri. Saya coba 'menyeret' diri saya sendiri untuk kembali 'normal'. Namun yang terjadi bukannya membaik, tapi saya makin tersiksa. Saya harus terlihat 'normal' tapi tiap saya memikirkan masalah saya lagi saya akan menangis sejadi-jadinya dan saya merasa tidak ada jalan keluar.
Sejauh ini saya hanya bisa menangis dan menahan diri saya agar tdk melakukan self-harm, tapi saya takut jika suatu hari nanti ini akan berdampak besar untuk kehidupan saya.
Saya tau saya butuh pertolongan, tapi saya juga takut orang2 sekitar saya bilang saya 'lebay', 'abg labil', 'cewe pms', dan lainnya yg hanya membuat saya merasa makin buruk.
Saya tau saya butuh pertolongan, tapi bahkan saya juga tidak tau pertolongan dalam bentuk apa?
Apakah kamu masih online mau sekedar sharing, kalau saya skizofrenia
HapusMungkin kalau kamu baca, dan ingin sharing, ini wa saya 085770480723
HapusHalo dok. Saya ingin bertanya. Apakah fk yg memiliki akreditasi C itu mempengaruhi hasil akhir setelah lulus? Apakah hasilnya juga akan tidak sebaik fk dengan akreditasi B atau A? Terimakasih
BalasHapusYa, sebaiknya jangan masuk FK dengan akreditasi C
HapusDok saya mau tanya.. Saya saat ini bersekolah di smk jurusan akuntansi dalam beberapa bulan nanti sudah naik menjadi tingkat akhir.. Saya ingin menjadi psikiater apa bisa lulusan smk jurusan akuntansi seperti saya bisa menjadi psikiater?
BalasHapusDok saya mau tanya, kalau saya tidak pintar dibidang IPA apa bisa jadi psikiater?? btw saya masih SMA dan saya sangat ingin jadi psikiater.
BalasHapusYang pasti sih harus bisa masuk Fakultas kedokteran dulu baru setelah lulus jadi dokter umum melanjutkan ke pendidikan jadi spesialis kedokteran jiwa/psikiater
HapusDok saya mau tanya, apakah kalo mau jadi psikiater yang bekerja di rumah sakit hanya dengan cara menjadi dokter umum terlebih dahulu?, apakah tidak bisa dengan cara kuliah di jurusan psikologi?
BalasHapusKalau mau jadi psikiater harus jadi dokter umum dulu sedangkan kalau mau jadi psikolog bisa langsung masuk fakultas psikologi. Kalau kerja di RS Jiwa sih jadi psikolog klinis juga bisa kerja di RS Jiwa hanya panggilannya tetap psikolog, bukan psikiater. Yang boleh pakai "-er" hanya yang dokter.
HapusDok saya ingin bertanya apakah seseorang masih bisa menjadi seorang psikiater jika dia ternyata menderita gngguan sperti anxiety disorder atu bipolar yg tingkat ringan?
BalasHapusBisa apabila ia berhasil mengatasi gangguan jiwanya
HapusHalo dok, saya mau bertanya. Adakah hal yang dapat dilakukan untuk mendapat penghasilan selama proses 11 tahun untuk menjadi seorang psikiater? Terima kasih dok :)
BalasHapusSejak ada aturan STR dll saya juga bingung bagaimana caranya mendapatkan penghasilan yang layak sebagai PPDS selain misalnya mencari posisi jadi dokter jaga (inipun bayarannya masih tidak layak untuk hidup)
HapusThanks for sharing ya dok. Sangat membantu buat menambah wawasan masyarakat awam ttg psikiater. Kalau ada waktu luang, dimohon buat sharing trs di blog ini ya dok ehehe soalnya udh saya bookmark nih dok🙆 semangat dok, GBU and ur fam
BalasHapusmaunya sharing tentang apa hayo? Bantu kasih ide dong hehehehe
HapusSalam Kenal Dok.
BalasHapusSaya dokter umum dok, sangat tertarik dengan psikiatri. apa hal hal yang harus saya perhatikan agar lulus ujian masuk dok? terima kasih
Selamat pagi dokter..
BalasHapusingin bertanya pertanyaan yang mungkin agak sensitif mengenai pendidikan spesialis kesehatan jiwa tetapi karena tidak ada seorangpun yg bisa saya tanyakan krna memang bukan dr keluarga spesialis juga..yaitu apakah untuk tes Sp.KJ di FKUI Harus ada rekomendasi dari sejawat Sp.KJ lain dan,,mengenai IPK yg dipakai apakah kumulatif atau preklinik & klinik,, serta nilai blok saraf jiwa di kampus adalah A serta di koas juga A.. serta apakah biaya sumbangan masuk FKUI sampai beratus juta atau hanya jalur tertentu?? terimakasih banyak dokter, sekiranya dokter dapat sedikit mencerahkan pikiran agar mendapat sedikit jalan.. terimakasih banyak dokter... God Bless
Yang penting lulus tes dok, biaya sumbangan tidak sampai ratusan juta, mengikuti aturan resmi FKUI dok. Rekomendasi yes harus dan sebaiknya ada yang SpKJ tetapi bukan syarat mutlak, japri saja dok di email saya yang dharmawan@purnama.de atau bisa ketemu jika ada acara simpo atau PIT psikiatri
HapusSelamat siang dokter darmawan,mudah mudahan saya bisa bergabung dengan psikiatri ya dokter, saya bertugas d puskesmas kabupaten dokter tapi saya bertemu banyak f.19 dan kasus kasus lainnya. Mudah2an saya menjadi bagian dari keluarga psikiatri dokter.mohon doakan dokter
BalasHapusamin saya turut mendoakan
HapusSaya baru tahu kalau psikiater itu harus ambil dokter umum dulu. Rencana tahun depan kuliah saya juga mau ambil kedokteran dok, tapi setelah guru saya bilang kalau kedokteran tidak ada beasiswa, saya jadi patah semangat dok, kuliah kedokteran kan nggak murah, apalagi kalau kata guru saya juga waktu praktek2 butuh biaya ekstra juga. Apa emang benar ya dok kalau kuliah kedokteran nggak ada beasiswa?
BalasHapusYa memang sulit sekali mencari beasiswa apalagi beasiswa full untuk kuliah di FK. beberapa beasiswa parsial masih memungkinkan dan saya dulu nyambi jadi guru les privat serta bekerja jadi asisten peneliti
HapusTerima kasih dok untuk artikelnya, bagus sekali untuk dijadikan pedoman kedepannya saya. Kebetulan saya sekarang sedang koas, dan sekarang sudah berpikir untuk jadi psikiater suatu saat nanti. Sebelumnya saya berambisi untuk jd urologist, tp melihat jadwal bedah yg super duper padat, jadi saya ragu apa saya mampu. Menurut dokter, dari segi kualitas waktu dengan keluarga, jd seorang mahasiswa sp-1 KJ dan setelag lulus jadi Sp.KJ bagaimana dok? Apakah sama sibuknya dengan dokter bedah?
BalasHapusHi Randika, salam kenal, dari segi kualitas waktu tentunya menjadi seorang psikiater lebih memiliki fleksibilitas waktu ketika Anda mampu membatasi diri dalam hal menerima pekerjaan. Hal lain yang menjadi masalah adalah jumlah pasien dan bidang apa yang menjadi pilihan Anda. Tentunya bekerja di sebuah rumah sakit jiwa akan memakan waktu lebih besar daripada hanya praktek pribadi. Menangani pasien rawat jalan bagi penderita gangguan jiwa berat tentunya memakan waktu lebih sedikit dibandingkan menerima pasien untuk psikoterapi/konseling. Hal ini juga pada akhirnya akan berpengaruh pada pendapatan Anda. Sistem BPJS akan menentukan pendapatan Anda. Saat ini BPJS belum mengganti tindakan psikoterapi sehingga kalau Anda memiliki kemampuan psikoterapi/konseling yang 'mampu jual' pada pasien akan sangat membantu Anda mendapatkan penghasilan lebih di luar penghasilan dari BPJS. Silahkan japri saya di email saya jika Anda perlu berdiskusi lebih lanjut.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDok masuk ke fk diusia berapa Dan menjadi spesialis di usia berapa?
BalasHapusMasuk FK usia jalan 18 tahun dan lulus spesialis usia jalan 33. hehehe 15 tahun ya? Makannya pete sambel terasi dan semur jengkol melulu selama kuliah
Hapusdok kalau mau jadi dokter di rumah sakit jiwa harus kuliah kedokteran juga atau kuliah dengan jurusan psikologi saja sudah cukup?
BalasHapuskalau dokter ya harus psikiater sebab kalau psikolog bukan dokter
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSelamat pagi dr. Dharmawan, saya sekarang sedang coass di tahun pertama, tertarik untuk mendalami ilmu kejiwaan. mau menanyakan, apakah dokter punya teman atau kenalan yg sedang atau sudah lulus dari spesialis psikiatri di luar negeri? karena saya berencana untuk pindah ke luar negeri untuk studi lanjut bersama calon suami. mohon info dan sarannya dok, terimakasih banyak
BalasHapusMaunya pindah kemana? Harus ujian dokter umum dulu di negara sana baru bisa apply untuk residensi di psikiatri. japri saja dok ke email saya: dharmawan@purnama.de
HapusSore dokter saya anak smk udah tahun ke 3 sebentar lagi lulus ,saya pengen jadi dokter psikiater tapi apakah bisa saya yg smk ngambil jurusan akutansi menjadi jurusan psikiater? Dan saya juga bingung mau milih spikiater atau psikolog katanya hampir sama tapi berbeda? Menurut dokter bagaimana?mohon sarannya
BalasHapusTerimakasih
ya berbeda psikolog dan psikiater. kalau dari SMK harus check dulu apakah boleh daftar masuk fakultas kedokteran
Hapussaya anak smp kelas 3 otw sma dok, hehe masih bau kencur ilmu cetek. tapi saya udh banyak cari tahu tentang psikologi dan psikiater. saya mau nanya dan minta saran dok, kalau saya pingin mendalami ilmu psikologi tentang cara2 mengetahui kepribadian, IQ, emosi, dll tapi saya juga pingin bgt membantu memberi uluran tangan kdp orang2 dengan penyakit mental yang lebih berat seperti anxiety, bipolar, ocd, self-injury, depressi, dll yang sangat butuh genggaman. di situ saya bingung akan menekuni pendidikan dimana. bagaimana menurut dokter? dan saya mau tanya, apakah sulit menjadi psikolog/psikiater utk bekerja/membuka praktek pribadi di luar negri? dan mau nanya, selama dokter bekerja sebagai psikiater, apa masih banyak penderita2 mental-illness di indonesia dan apa psikiater banyak di butuhkan di indonesia? terimakasih sekian dari saya
BalasHapuskalau mau membantu orang sakit jiwa berat dan jangkauannya lebih luas maka pilihan menjadi psikiater lebih dipertimbangkan. Prevalensi pasien sangat banyak tapi memang belum dihargai dimasyarakat kita yang masih primitif dalam wawasan kesehatan (masih banyak percaya takhayul, guna-guna, pengobatan tradisionil yang tidak rasional seperti pengobatan alternatif yang tidak jelas dasar ilmiahnya) dll. Stigma negatif masyarakat juga sebabkan sulit membina praktek swasta di Indonesia. Untuk menjadi psikiater di luar negeri sangat sulit karena berbeda budaya, bahasa dll. Kalau mudah sudah saya lanjutkan berpraktik di Osaka tuh...hehehehe just kidding
HapusTerima Kasih dokter atas review nya mengenai dunia kedokteran terutama di bidang psikiatri dok. Kebetulan saya satu almamater dengan tempat dokter menempuh pendidikan dokter juga dok dan saya skrg baru menyelesaikan koas dan akan menjalankan internship beberapa bulan lagi dok. Sy sampai sejauh ini cukup tertarik untuk mendalami ilmu ini di kedepannya dok namun ada beberapa pertimbangan dari beberapa aspek yg ingin sy tanyakan dan diskusikan dengan dokter dok, apa ada alamat email atau nomor kontak yg bisa dihubungi dok? Tks.
BalasHapusemail saya dok: dharmawan@purnama.de
HapusSelamat pagi dok, saya mahasiswa kedokteran tahun pertama, awalnya saya masuk kedokteran karena ingin menyenangkan orang tua saja, awal semester saya selama perkuliahan saya merasakan perasaan cemas dan takut yg sangat parah saat kelas tutorial,yg menyebabkan saya mengalami psikosomatis, singkat cerita saya memutuskan mencari pertolongan, saya pergi ke RS ke dokter umum setelah menjelaskan apa yg terjadi dokter umum menyarankan saya untuk ke psikiater, tapi karena di RS nya ngga ada psikiater cuma ada psikolog, jadi saya konsultasi ke psikolog dan melakukan beberapa test, pertemuan berikutnya saya diberitahu hasil test nya, ternyata saya menderita SOCIAL ANXIETY DISORDER, tapi untuk akademik, minat dan bakat, saya cocok masuk kedokteran (kata psikolog nya), dan pertemuan berikutnya saya menjalani terapi, seiring berjalannya waktu, saya yg dari awal tidak punya motivasi untuk menjadi dokter, sekarang saya ingin menjadi psikiater, karena saya telah merasakan susahnya berjuang untuk mengatasi anxiety saya, saya ingin membantu orang yg mengalami hal yg sama dan keinginan saya menjadi psikiater membuat saya bertahan saat anxiety saya kambuh, dan membuat saya bertahan untuk kuliah di FK. Saya ingin berterima kasih karena tulisan dokter mengingatkan lagi keinginan saya untuk menjadi psikiater, dan semoga suatu saat saya bisa bertemu dengan dokter :)
BalasHapusDoakan saya tetap sehat dan suatu hari nanti Anda jadi residen psikiater saja sudah bisa berkesempatan bertemu saya di acara psikiatri nasional
Hapusterima kasih dok untuk pengalamannya yang rasanya agak serem juga kalau dibayangin, saya mahasiswi semester 2 di biologi, tapi kok rasanya saya salah jurusan dan entah kenapa justru pengen banget masuk fk, padahal orang bilang fk itu jauh lebih susah dari biologi, nah belakangan tertarik dengan psikiatri, menurut dokter bagaimana sih cara mengukur kemampuan kita apakah kita mampu di suatu bidang lain yang orang bilang jauh lebih berat dari apa yang sudah kita jalani sekarang.
BalasHapusterima kasih :)
Melalui proses experiencing tentunya, tanpa proses ini kita tidak pernah tahu kondisi yang kita alami sesungguhnya.
HapusSiang dok, sy GP yg kebetulan jg ingin menimba ilmu psikiatri...mau tanya, apa dokter punya info seminar2 ttg psikiatri, trmmksh sblmnya dok 😊
BalasHapusBoleh Japri saya di email: dharmawan@purnama.de
HapusAssalamualaikum. Siang dok. Saya dokter umum yang baru menyelesaikan internship dan tertarik untuk melanjutkan spesialis psikiatri. Saya sangat berterimakasih karena penjelasan dokter sangat membantu memberikan gambaran kepada saya mengenai kehidupan saat ppds nanti. Saya mau menanyakan dok untuk subspesialisasi tertentu adakah universitas yang lebih menonjol? Semisal untuk psikiatri anak sebaiknya melanjutkan spesialisasi di universitas mana ya dok? Terima kasih sebelumnya.
BalasHapusUntuk subspesialisasi tidak ada yang lebih menonjol kok, tergantung adanya di center pendidikan mana dan bisa juga ambil di luar negeri (walau sukar diakui di Indonesia, tapi siapa peduli?)
HapusTerima kasih dok atas informasinya, sangat membantu. Semoga semakin sukses dok ke depannya. :)
HapusSubhanallah.. keren Dok. Semoga semua effort dokter dan ilmunya berkah ya. Insyaallah Allah berkahi usaha dokter yang mantap sekalinini. Terimakasih dokter ilmunya, saya mau jalan2 lg d blok dokter baca ini lebih seru dari baca novel atau buku tebel lainnya. Thanks dok. Keep up the good work :)
BalasHapusGa mau jadi dokter tapi mau jadi psikiater :') yaudah pupus
BalasHapusGa mau jadi dokter tapi mau jadi psikiater :') yaudah pupus
BalasHapusHehehe susah ya ternyata kalau mau jadi psikiater, kirain ada jurusannya langsung ternyata harus jalan berputar nun jauh ke sana. Ayo jangan patah semangat, Ganbate...
BalasHapuskalo masuk jurusan psikologi dibawah fakultas kedokteran bisa ga dok? psikologi saintek gtu?
HapusWah sdh 2 thn ternyata msh bnyk yg baca yg dok. Saya mau tanya dok, setelah jadi psikiater apakah gelar dokter umumnya msh bisa di pakai? Maksud dipakai itu, buka praktek dokter umum misalnya hehe. Tolong dijwb ya dokter, sgt berminat menjadi psikiater sejak kecil. sebelumnya terimakasih dok
BalasHapusYa tetap dipakai gelar dr umumnya dan harus tetap maintenance kompetensi dr umumnya karena psikiater ya dokter tidak terpisahkan
HapusKeren dan sulit ya dok, saya kira mau jadi psikiater itu tanpa pendidikan kedokteran:( saya jadi down
BalasHapusIngin nangis rasanya apalagi saat sudah mengulang berkali-kali ditambah sudah merasakan penderitaan koass, terus kalo tdk lulus suruh pindah atau keluar sja.. Dok mau tanya kalo sudah menjadi sarjana psikologi apa masih bisa jadi psikiater ?
BalasHapusSelamat malam dok saya smp kelas 3 . Saya sudah tertarik menjadi psikiatersejak kelas 7 . Saya bingung mau pilih psikolog atau psikiater . Saya sudah pilih psikiater tapi saya kurang di biologi dann lebih condong ke fisika dan matematika . Katanya jika pilih psikolog masuk di ips . Dan saya lebih bisa ips daripada biologi . Saranya gimana dok?apakah nanti ketemu dengan mayat dulu?terima kasih dok
BalasHapusTidak usah takut jika biologinga agak kurang. Masuk saja dulu ke Fakultas Kedokteran lalu lanjutkan ke residensi psikiatri.
HapusSetelah membaca artikel ini, ada keinginan untuk belajar ilmu kedokteran jiwa, nama saya otto mubaroki umur 44 tahun pendidikan terakhir d3 teknik sipil, bagaimana caranya agar bisa belajar ilmu kedokteran jiwa ....
BalasHapusHarus lulus Fakultas kedokteran menjadi dokter umum dulu Pak baru kemudian lanjut daftar ke bagian psikiatri FKUI untuk menjadi residen psikiatri kemudian ujian board nasional yg jika lulus baru diakui sebagai psikiater
HapusDok,aku masih pelahar,aku sering bgt nontonin drakor yg tentang kedokteran (psikiater) nah mulai dari situ aku mulai tertarik di bidang psikiater, Nah pernah aku ditanyain wali kelas aku cita2 mau jadi apa,nah pas aku jawab satu kelas pada ketawa dok, trus pas aku tnya, emng knpa kan baik buat menolong, trus ada salah satu teman sekelasku bilng "kan psikiater yg ngerawat orang gila" dan disitu aku langsung nangis dok, ngga tau kenapa T_T
BalasHapusmaap saya bukann dokternya tapi saya mengerti perasaan anda soalnya sayapun juga begitu, I'm in third year of high school dan ada sih yang minat psikologi dikelas tapi yang lain tuh kaya nganggep remeh, seolah jadi psikiater cuma ngerawat orang gila, ya ngerawat orang gila juga apa salahnya? yang penting kita bisa membantu mereka yang membutuhkan, kalo saya sih lebih menganggap omongan seperti itu hanya karena kurangnya pengetahuan mereka tentang hal ini, apalagi orang Indonesia, orang ke psikolog aja dianggap gila. it's okay to cry for it because it truly is saddening to hear, I guess kita harus lebih sabar dan educate mereka aja sih:/ buktikan klo jadi psikiater itu lebih dari apa yang mereka pikirkan.. (walau saya sekarang bingung apakah mau menjadi psikiater or not karena perjuangannya banyak banget)
HapusDok saya seorang koass, saya sebenernya tidak terlalu passion dengan kedokteran ternyata.
BalasHapusBaru sadar sekarang, tapi saya ingin menjadi psikiater dok tips masuk ppds psikiatri ya dok hehe
dok bagaimana jika mau ke fk tpi dalam pembelajaran ipa tidak terlalu cerdas?
BalasHapusDok mau tanya ,kalau psikolog itu seragamnya kayak kedokteran apa nggak dok
BalasHapusMaksudnya pakai jas putih gitu???
wahhh terima kasih dok, bisa sharing pengalaman dokter untuk jadi pskiater. dulunya aku pengen jadi psikolog, tapi aku juga tertarik di dunia kedokteran. aku juga sharing2 ke ortu dan memutuskan untuk menjadi psikiater. aku juga suka nonton drakor yang ada psikiaternya dan senang buat mempelajari berbagai macam mental illness.
BalasHapusSaya ibu2 beranak 3, salah seorang anak saya sysleksia yg mendapat terapi obat psikostimulan, saya jadi ingin mengambil psikiatri, suami sangat mampu secara ekonomi, apakah saya bisa jadi residen psikiatri tanpa mengabaikan anak2 saya
BalasHapus